Nadya Janitra, Indonesian pianist equipped with a
wide range of repertoires and experiences from the 18th until the 21st
century. She made her solo concert debut at the age of 16 at The Embassy of
Netherlands, Erasmus Huis, in Jakarta, Indonesia. She continuously received
many Awards and Prizes from Yayasan Pendidikan Musik Music School, where she
studied with Linny Sugianto, and then Aisha Ariadna Pletscher. Continuing her
study with Ellen Corver, Nadya Janitra received her Bachelor and Master of
Music degree from the Royal Conservatoire (Koniniklijk Conservatorium) in Den
Haag.
During her
studies, Nadya is an active participant of International Piano Festivals, which
took places in Toledo, Spain and Paris, France. She received a professional
training to accompany singers and other melody instrument players by Hans Eijsackers
and Han-Louis Meijer. Nadya also attended many masterclass and workshop
trainings with well-known pianists, such as Reynaldo Reyes, Janusz Olenjniczak,
Adela Martin, Akiko Ebi, Ramzi Yassa, Solomon Mikowsky, Kwang-Wu Kim, Rudolf
Jansen, David Kuijken, Rian de Waal, Naum Grubert, Wolfgang Brunner, Paul
Baruda-Skoda, Dimitri Bashkirov, and Malcolm Bilson.
Nadya Janitra
is a multi-faceted pianist. She has played with various ensembles and
orchestras with several conductors, such as Jurjen Hempel, Lucas Vis, Etienne
Siebens, Clark Rundell, Jac van Steen, and Anthony Hermes. She works a lot with
living composers and involves in many contemporary pieces and concerts. Pau
Canigueral, Michael Asmara and Gatot D. Sulistiyanto wrote piano solo pieces
for her. During her studies in the Netherlands, she was chosen regularly to
perform in Chamber Music Festivals.
Earlier today,
Nadya has held many solo concert in Indonesia, such as "Dari Kita untuk Kita"
at SMYPM Bintaro, Jakarta (2009), "Resital Piano Tunggal Nadya
Janitra" at Goethe Haus, Jakarta (2010), "Konser Piano Tunggal"
at Auditorium ISI, Yogyakarta (2010), “East Meets West” at Erasmus Huis,
Jakarta (2011), “Pertemuan Musik Surabaya” at Melodia Music Hall, Surabaya
(2011), and “Dari Klasik sampai Indonesia Mutakhir” at Tembi Rumah Budaya,
Jogjakarta (2011). During her education at The Hague, she also has held many
solo concerts that took place at Boskantkerk (2009), Centrale Bibliotheek
(2010) and Triumfatorkerk (2009 & 2010), Oldeslo Den Haag (2011), Rietveld
Theather Delft (2013), Raad van Stad (2012 & 2013), Florence Den Haag
(2013), and Muziek at Marlot (2012 & 2013).
Nadya Janitra lahir di Jakarta pada tahun 1987, diperkenalkan kepada musik oleh ibunya sendiri, Ibu Susiana Adhitjan, pada usia 4 tahun. Ia lalu diterima pada usia 5 tahun di Sekolah Musik YPM dibawah bimbingan Ibu Linny Sugianto. Selama perjalanan pendidikan musik di Sekolah Musik YPM Nadya selalu menunjukkan prestasi yang gemilang sampai akhirnya ia lulus Persiapan Konservatorium 3 dengan penghargaan YPM Artist Award pada tahun 2004. Pada tahun 2005 ia menyelesaikan program Pendidikan Keguruan 4 dibawah bimbingan Ibu Aisha Ariadna Pletscher. Selama 2 tahun berikutnya, Nadya bekerja sebagai staff pengajar di Sekolah Musik YPM. Pada tahun 2007 Nadya berhasil diterima dan melanjutkan pendidikan musiknya di Royal Conservatory, Den Haag, Belanda. Ia berguru kepada Ms. Ellen Corver (anggota dari Osiris Trio) dan mendapat gelar Bachelor of Music (2011) dan Master of Music (2013).
Selain belajar piano, Nadya juga dibekali pelatihan profesional oleh Hans Eijsackers dan Han-Louis Meijer untuk mengiringi penyanyi dan pemain instrumen melodi lainnya. Nadya juga bergabung bersama dua orang temannya dalam Fauré Trio. Aktif dalam duo maupun chamber music, Nadya juga bergabung dalam Ensemble Royaal yang dipimpin oleh conductor Lucas Vis dan Jurjen Hempel.
Nadya mengadakan konser solo perdananya di Kedutaan Besar Belanda, Erasmus Huis, ketika ia berusia 16 tahun. Pada tahun 2006 Nadya mengikuti Summer Course di Paris, Perancis dan dilanjutkan di kota Toledo, Spanyol dalam rangka International Piano Festival. Ia juga aktif dalam mengikuti baik masterclass maupun workshop di antaranya oleh Prof. Reynaldo Reyes (USA), Janusz Olejniczak (Polandia), Adela Martin (Spanyol), Akiko Ebi (Jepang-Perancis), Ramzi Yassa (Mesir-Perancis), Solomon Mikowsky (Kuba-USA), Kwang-Wu Kim (Korea-USA), David Kuijken (Belanda), Rian de Waal (Belanda), Naum Grubert (Jerman-Russia) dan terakhir oleh Paul Badura-Skoda (Austria).
Selama menimba ilmu di Belanda, Nadya telah mengadakan beberapa konser solo baik di Indonesia maupun di Belanda. Beberapa konser piano tunggal yang diselenggarakan Indonesia antara lain "Dari Kita untuk Kita" di SMYPM Bintaro (2009), "Resital Piano Tunggal Nadya Janitra" di Goethe Haus (2010), dan "Konser Piano Tunggal" di Auditorium ISI, Yogyakarta. Selain itu konser solo di Belanda mengambil tempat di Boskantkerk (2009), Centrale Bibliotheek (2010) dan Triumfatorkerk (2009&2010) di Den Haag. Nadya juga terpilih sebagai pianis dalam Saxophone Concert Tour 2010, yang merupakan rangkaian konser pada beberapa kota di Belanda seperti di Leiden yang bertempat di BplusC (Bibliotheek Plus Centrum), di kota Lisse, dan juga gedung kesenian terbesar di Den Haag, Dr. Anton Phillipszaal. Tahun 2011, Nadya dipercaya sebagai salah satu pianis dalam Lisztomania yang merupakan kerjasama dengan Codarts (Rotterdam Conservatory) untuk menyuguhkan karya-karya piano oleh Franz Liszt yang dibuatkan koreografi tari ballet oleh Jan Linkens di Lucent Danstheather yang merupakan gedung pementasan tari balet ternama di Den Haag.